Petugas Tetap Laksanakan Prokes Saat Operasi Pasar
PURBALINGGA – Kepala Pasar Rakyat Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga beserta anggota Koramil 08/Bobotsari Kodim 0702/Purbalingga menggelar operasi pasar minyak goreng, di beberapa pasar tradisional, pertokoan maupun toko modern. Protokol kesehatan tetap dilaksanakan guna mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.
Kepala Pasar Rakyat Bobotsari yang diwakili oleh Dwi, menjelaskan, operasi pasar dilakukan untuk mengatasi tingginya harga dan kelangkaan stok minyak goreng di pasaran khususnya di Kecamatan Bobotsari. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu masyarakat agar bisa membeli minyak goreng, dengan harga terjangkau.
“Harga minyak goreng sudah ditetapkan oleh pemerintah tetapi realita di lapangan barangnya langka artinya sulit didapatkan masyarakat. Hal ini menjadi masalah, sehingga kami melakukan operasi pasar minyak goreng,” tegasnya, saat operasi pasar minyak goreng pada Jumat, (9/3/2022) pagi.
Menurutnya, minyak goreng yang dijual di pasar rakyat, pertokoan maupun toko modern yang dijumpai di Bobotsari dibanderol dengan harga yang bervariasi. Harga minyak curah berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan dibanderol Rp 20 ribu per liter jauh lebih mahal dibandingkan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni sebesar Rp14 ribu per liter.
“Mudah-mudahan kegiatan operasi pasar ini dapat mengatasi keluhan kelangkaan minyak goreng. Hal ini akan kami koordinasikan dengan pemerintah kabupaten untuk diteruskan ke provinsi dan pusat agar distok dari distributor-distributor yang sudah bekerja sama dengan pemerintah,” ungkapnya.
Sementara itu, Babinsa Koramil 08/Bobotsari, Serka Yuli Saeful, yang turut dalam kegiatan tersebut saat dikonfirmasi menuturkan, kegiatan operasi pasar digelar di beberapa lokasi, yakni di Pasar Rakyat Bobotsari, pasar tradisional, pertokoon di wilayah Kecamatan Bobotsari dan toko modern seperi Alfamart dan Indomart. Dari Keterangan yang didapat pedagang kesulitan mendapat pasokan minyak goreng dari distributor.
“Toko Modern saja hanya mendapat jatah 6 karton apalagi toko tradisional lebih sedikit, kelangkaan terjadi karena pasokan minyak goreng terbatas,” ungkapnya.
Sementara, salah seorang pemilik toko tradisional di Bobotsari, Edy (44), mengaku dirinya sudah hampir satu bulan tidak dapat jatah minyak goreng kemasan dari distributor. Sehingga sudah tidak punya stok barang yang dijual, hanya ada minyak curah yang stoknya pun sedikit.
“Iya betul-betul langka, hampir satu bulan saya tidak dapat jatah minyak kemasan dari distributor,” ujarnya. (RP)
Komentar
Posting Komentar