Sejarah, Ternyata Gedung Kodim 0702/Purbalingga Pernah Menjadi Kantor dan Rumah keponakan Karl Marx
PURBALINGGA__Asisten Residen atau AR adalah
pejabat Belanda yang ditempatkan di wilayah setingkat afdeling atau kabupaten
yang jabatannya selevel dengan Bupati. Jadi, dapat dikatakan AR adalah jabatan
tertinggi pejabat kolonial non pribumi di kabupaten. Bupati dengan garis
birokrasi dari Inlandsch Bestuur (perangkat pegawai pribumi) dikontrol dan
diawasi oleh seorang Asisstent-Resident (AR) dengan garis birokrasi Europeesch
Bestuur (perangkat pegawai pemerintah dari kalangan orang Eropa).
Satu hal yang menarik yaitu ada seorang
Assistent Resident Belanda yang pernah menjabat di Purbalingga dan merupakan
keponakan dari Karl Marx. Itu lho, seorang pemikir dunia dan pengarang buku
"Das Kapital" sering disebut sebagai Bapak Ideologi Marxisme yang mengilhami
lahirnya paham Komunisme.
Nama orang itu adalah Henri Eduard Benno
(H.E.B) Schmalhausen. Empat tahun lamanya (1899–1903), Ia tinggal di
Purbalingga sebagai Assistent Resident yang merupakan jabatan tertinggi di
wilayah setingkat kabupaten pada era Pemerintahan Kolonial Belanda.
Berdasarkan catatan sejarah seperti dinukil
dari catatan buku De Koloniale Staat 1854 – 1942, francien Van Anrooij dan
Https://www.igosaputra.com , AR di Poerbolinggo pernah dijabat oleh Tuan Tak
pada 1831, Willem Canneman (1851-1854), C Bosscher, A Thesingh (1875), BW
Heaviside (1888), HEB Schmalhausen (1899), Ch Ph Riviere (1903), H Leenmans,
dan P L Holscher (1938).
Jadi, Scmalhausen pernah menjabat di
Purbalingga selama kurang lebih empat tahun yaitu 1899-1903 dan kemudian usai
menjabat di Purbalingga, Ia pulang ke negaranya dan hanya tiga tahun berselang
setelah pulang dari Purbalingga ia meninggal pada 23 Februari 1906 di usia
relatif muda yaitu 48 tahun, dikebumikan di Apeldoorn, Gelderland, Belanda.
Dimanakah Scmalhausen tinggal saat menjabat AR
di Purbalingga? Setiap AR, termasuk Schmalhausen, bertempat tinggal sekaligus
beraktivitas di Kantor AR bersama para controleurs-nya. Nah ini yang menarik
karena saat ini, kantor AR yang pernah ditempati Schmalhausen digunakan sebagai
Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0702/Purbalingga. Letaknya di Jl.
Letjend S. Parman No. 1, Kelurahan Bancar, Purbalingga dan saat ini telah
dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya.
Bangunan era kolonial yang berciri khas
arsitektur indische empire itu relatif masih terawat dengan baik karena pihak
Kodim 0702/Purbalingga merawatnya dengan tentunya sesuai aturan perundang
undangan yang berlaku. Tembok kokoh dan tebal, langit-langit tinggi, lantai
dari marmer. Kemudian, di tengah terdapat Central Room besar yang berhubungan
langsung dengan beranda depan dan belakang. Barisan pilar besar bergaya Yunani
berjajar di ruangan untuk mendukung atap yang menjulang ke atas, itulah
gambaran Gedung ex Kantor AR di Purbalingga yang saat ini di pakai oleh Kodim
0702/Purbalingga sebagai markasnya.
Gedung itulah yang menjadi saksi bisu
keponakan Karl Marx menorehkan tintanya menceritakan penderitaan warga pribumi,
termasuk warga Purbalingga yang saat itu oleh kompratriotnya disebut dengan
Inlander. Tulisan Schmalhausen, secara tidak langsung ikut mengilhami para
pejuang kemerdekaan untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan.
Nah kewajiban kita sebagai generasi muda
penerus bangsa tinggal melanjutkan perjuangan para pendahulu kita karenanya
tetap jaga persatuan dn kesatuan bangsa demi keutuhan dan kejayaan NKRI.
(Pendim 0702/Purbalingga)
Komentar
Posting Komentar